Minggu, 25 Desember 2016

Bersurat





Selamat malam juga, dosen Pengkajian Media, Penulisan Media Massa, dan Membaca Teknik dan Pemahaman, yang saya hormati dan saya banggakan.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada bapak dosenku tercinta, karena sudah sudi menanyakan keadaan kami para mahasiswa, alhamdulilahkeadaan saya hari ini cukup baik, meskipun ada sedikit masalah yang tentunya tidak perlu saya ceritakan karena hanya masalah biasa seperti masalah pada umumnya.
Sejatinya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ditakdirkan memiliki masalah, karena masalah merupakan cara seseorang untuk mendewasakan hidupnya, oh ya, bapak dosenku tercinta sendiri bagaimana kabarnya? Semoga bapak baik-baik saja dalam segala hal, baik itu kehidupan berumah tangga, kehidupan bermasyarakat, kehidupan agama, kehidupan karir, dan kehidupan kehidupan lainnya.
Sehubungan dengan permintaan maaf dari bapak karena meninggalkan kami para mahasiswa minggu lalu, sudah saya maafkan, karena saya tahu bapak meninggalkan kami disebabkan adanya urusan penting yang bapak harus hadiri, seperti yang sudah bapak jelaskan di surat bapak.
Jika Bapak membuat surat ini dengan keadaan yang muram, maka berbeda dengan saya, karena pada saat saya membuat surat ini, kondisi saya sedang berbahagia sehingga surat ini dapat saya tulis dengan senang hati tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, haha, maaf pak, jujur bukanya mau menertawakan bapak atau rasis terhadap bapak, saya disini cuma mau memberi tahu bapak tentang kendaraan yang bapak kendari sewaktu pergi ke Jakarta, itu bukan pesawat pak melainkan kereta api, semoga setelah bapak membaca surat ini bapak dapat mengetahui kendaraan yang Bapak kendarai sewaktu pergi ke Jakarta.
Sekali lagi saya minta maaf jika ucapan saya diatas menyinggung perasaan Bapak, mengenai pertemuan minggu lalu saat bapak meninggalkan kelas, juur saya dan teman-teman mahasiswa merasa senang dan bahagia, karena pada saat itu keadaannya sangat mendukung untuk pulang kampung dan karena tidak ada mata kuliah dari bapak, saya dapat pulang kampung lebih awal, sehingga dapat menghabiskan waktu saya dirumah lebih lama, atas peristiwa ini saya ucapkan terima kasih terhadap bapak.
Mengenai perintah bapak terhadap saya dan para mahasiswa lainnya untuk membaca, membeli buku, membaca koran, atau hal-hal lain memang belum bisa saya laksanakan dengan baik, karena saya masih perlu belajar mengatur dan memangemen keuangan jika saya terburu-buru mengambil suatu tindakan saya takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan, tapi sampai sekarang saya masih berusaha menjalankan perintah bapak, karena saya tahu apa yang bapak perintahkan merupaka suatu hal positif yang akan berdampak baik untuk saya kedepannya nanti.
Sudah sewajarnya mahasiswa memang harus rajin membaca. Dosenku yang berbahagia dan tercinta semoga bapak masih membaca surat saya ini karena masih ada tulisan-tulisan saya selanjutnya, pasti bapak sedang sibuk ya saat ini? Ya itu wajar, karena bapak merupakan seorang dosen sekaligus penulis, jadi saya maklumi itu, tapi jangan sampai kesibukan bapak menggangu kehidupan bapak dalam berkeluarga dan bermasyarakat, saya doakan kesibukan bapak akan membawa berkah dan barokah bagi kehidupan bapak untuk saat ini, esok, dan selamanya, amin.
Bapak dosenku yang berbahagia jangan tidur terlalu malam, tapi jika bapak mau begadang maka perhatikanlah lirik dari lagu Rhoma Irama ini “begadang jangan begadang kalau tak ada artinya begadang boleh saja kalau ada perlunya”.

Pemuda = Bangsa




PEMUDA =  BANGSA
Oleh: M.Nazaruddin

Bahasa merupakan alat pemersatu bangsa yang sudah kita ketahui bersama, sebagaimana telah dicetuskan dalam sumpah pemuda yang salah satu isinya yaitu “Bahasa persatuan Bahasa Indonesia” tak heran dalam rangka memperingati bulan bahasa banyak yang merayakannya.
Universitas PGRI Semarang tak ketinggalan ikut memperingatinya dengan menggelar berbagai acara di kampus, sebelumnya Universitas PGRI Semarang telah menggelar acara yang bertemakan UPGRIS BERSASTRA, dan kali ini pada tanggal 27 Oktober 2016 menggelar acara bulan bahasa yang digelar di Balairung dengan menampilkan beragam lomba untuk mahasiswa FPBS, dan umum.
Acara berjalan dengan meriah karena kualitas yang ditunjukan peserta memang cukup menawan dan asik untuk disaksikan penonton yang menghadiri acara ini seperti, mahasiswa dan dosen.
Tepat pada tanggal 28 Oktober 2016 bertepatan dengan sumpah pemuda Universitas PGRI Semarang kembali menggelar acara yang diadakan oleh mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM Teater Gemma, acara ini bertempat di Gedung Pusat Universitas PGRI Semarang, acara dimulai dengan menggelar orasi pada siang hari dan pertunjukan drama pada malam hari.
Memang banyak cara yang dilakukan untuk memperingati dan memeriahkan kegiatan sumpah pemuda, namun yang perlu diperhatikan disini yaitu bukan hanya sekadar memeriahkan acara saja namun sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda dan warga negara yang baik harus bisa memaknai sumpah pemuda ini.
Melihat perkembangan generasi muda saat ini tentu menjadi ironi bagi bangsa indonesia, karena cita-cita dan harapan yang mulia dari para pemuda pejuang masa lampau seolah dinodai dengan kemerosotan moral generasi muda era ini.
Momentum sumpah pemuda ini mari kita jadikan sebagai tonggak kebangkitan bagi kita generasi muda untuk berkarya dan berkreasi dengan melakukan hal-hal yang melahirkan prestasi, karena dengan pemuda yang berkualiatas bangsa kita tentu akan menjadi bangsa yang lebih maju.
Seperti yang sudah dikatakan oleh Ir. Soekarno dalam pernyataannya “ beri aku 10 pemuda maka aku akan mengubah dunia” melihat pernyataan dari Ir. Soekarno tentu kita dapat mengetahui tentang dahsyatnya kekuatan generasi muda bagi bangsa kita, karena para pemuda merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa.
Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus terpacu dan berlomba-lomba untuk meraih prestasi, karena masa depan bangsa ini berada digenggaman para pemuda. Ayo generasi muda bangsa indonesia kita bersatu dan berkarya untuk memajukan bangsa ini agar dapat disegani oleh bangsa-bangsa lain.
(M.Nazaruddin, pelindung wanita)

Bulan bahasa



Welcome Bulan Bahasa
Oleh: M.Nazaruddin

Dalam rangka menyambut bulan bahasa Universitas PGRI Semarang menyambut dengan menggelar acara pembuka yang bertemekan UPGRIS BERSASTRA, acara ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Oktober 2016 di Balairung Universitas PGRI Semarang, acara ini dihadiri oleh ribuan mahasiswa dan dosen. DUPGRIS BERSASTRA tahun ini mengangkat tema “3 buku, 3 pembaca, 3 kritikus, dan 1 pengarang”.
Acara ini dibuka dengan penampilan dari band lokal UPGRIS Biscuittime dengan membawakan beberapa lagu karya mereka. Tak ketinggalan Rektor Universitas PGRI Semarang Bapak Muhdi, SH,M.Hum, ikut membawakan lagu yang sepertinya dia diciptakan sendiri.
Setelah mebawakan sebuah lagu Bapak Muhdi yang ditunjuk sebagai salah satu dari 3 pembaca puisi pun membacakan puisi karya Triyanto Triwikromo. Selain Bapak Muhdi 2 pembaca puisi lainnya yaitu Dekan FPBS Ibu Dra. Asropah, M.Pd. dan Wakil Rektor I Ibu Sri Suciati, M.Hum.
Ada hal menarik yang menjadi perhatian saya yaitu ketika Ibu Sri Suciati membacakan puisi dengan didampingi oleh salah satu mahasiswa yang menyayikan lagu langgam jawa, tentu saja hal itu menambah keindahan puisi yang Ibu Sri Suciati bawakan, karena kombinasi antara dua hal tersbut menyatu dengan sangat manis, sehingga para penikmat dan penonton dapat terkesima saat melihat penampilan Ibu Sri Suciati.
Acara dilanjutkan dengan bedah buku yang dimoderatori oleh Dr. Harjito, M.Hum dari awal sampai akhir. Acara UPGRIS BERSASTRA tentu sudah membuka serangkaian acara lain dalam bulan bahasa kali ini.
Dengan adanya acara ini tentu menjadi hal yang sangat membantu dalam meningkatkan karya sastra, apalagi acara ini langsung didukung oleh Rektor Universitas PGRI Semarang yang telah terbukti saat acara UPGRIS BERSASTRA ini berlangsung.
Melihat banjirnya dukungan terhadap acara bulan bahasa tentu menjadi salah satu faktor yang bisa meningkatkan karya sastra dari para pecandu dan penikmat sastra, karena acara ini merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan kreatifitas bagi para pelaku yang mencintai bidang sastra.
Banyaknya animo atau dukungan dari mahasiswa dan dosen dalam menyambut bulan bahasa saya rasa hal ini akan berdampak positif dalam bidang seni dan sastra. Semoga saja acara ini dapat mendorong bagi para pelaku sastra untuk berkreasi terhadap karya yang akan dibuat.
Saya berharap semangat berkreasi tidak hanya ditunjukan saat bulan bahasa yang jatuh pada bulan Oktober, tapi bisa diteruskan bulan-bulan berikutnya, sehingga Universitas PGRI Semarang dapat terkenal melai karya sastranya.
(M.Nazaruddin, pelindung wanita)

Kamis, 22 Desember 2016

Unsur Estetika Sebuah Esai
Oleh: M.Nazaruddin

Karya sastra merupakan hal yang menarik dan unik karena banyak hal yang dapat digali di dalam karya sastra, salah satunya yaitu drama, tak sekadar sebuah pementasan, drama saat ini pun menjadi hal yang menarik untuk di kaji, bukan hanya dari pementasannya saja tapi ada hal lain yang menjadi daya tarik seperti, pemeran drama saat berakting, tata panggung yang beragam, properti, dan hal lain yang mendukung.
Menanggapi esai dari saudara miftahudin yang dia buat setelah menyaksikan pementasan drama yang dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Oktober 2016 di Gedung Pusat lantai 7 Universitas PGRI Semarang yang berjudul “Tontonan Sekaligus Tuntunan” menurut saya esai yang dibuat oleh saudara miftahudin sudah cukup bagus, tapi masih ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki seperti judul esai yang menurut saya terlalu familiar dan biasa.
 seharusnya saudara mifta saat membuat judul sebuah esai harus dipertimbangkan dengan baik karena sebuah judul meruapakan kesan pertama yang akan pembaca baca saat membaca sebuah esai.
Selain judul, sebuah paragraf pun harus diperhatikan dengan cermat karena esai yang saudara miftahudin buat kurang memperhatikan jumlah kalimat yang ada dalam satu paragraf, di dalam esai saudara miftahudin jumlah paragraf yang dia buat terlalu banyak kalimat dan terlalu panjang sehingga hal tersebut membuat pembaca yang membaca esai saudara miftahudin merasa terlalu banyak bacaan, dan menjadi sedikit malas membacanya.
Seharusnya saat membuat paragraf saudara miftahudin memperhatikan unsur estetikanya, selain itu  perbandingan yang saudara mifta buat terlalu jauh antara drama dan gadget, karena antara drama dan gadget merupakan dua hal yang berbeda jauh
Akan lebih baik jika saudara miftahudin mencari perbandingan yang tidak terlalu jauh seperti, drama dengan kehidupan, karena keduannya merupakan dua hal yang dekat.
Esai saudara mifta meskipun memiliki kekurangan tapi masih terdapat kelebihan yang saya sukai yaitu, bahasa yang saudara miftahudin gunakan cukup bervariasi dan tidak monoton sehingga bagi pembaca yang membaca esai saudara miftahudin tidak bosan dan merasa jenuh karena pilihan kata yang saudara miftahudin gunakan sudah cukup baik dan berkompeten.
Semoga saja dengan tanggapan yang sudah saya buat ini menjadi pelajaran bagi saudara miftahudin kedepannya apapila saudara miftahudin ingin membuat esai, sehingga diharapkan esai berikutnya dapat lebih baik lagi dengan mengedepankan unsur estetikanya.
Karena pembaca pada era saat ini bukan hanya memperhatikan dan menilai sebuah esai dari isi atau tulisannya melainkan faktor-faktor lain yang mendukung, seperti yang sudah saya sebutkan diatas.

(M.Nzaruddin, pelindung wanita)